William C. Chittick: Makna, Dimensi Dan Orisinalitas Tasawuf


Oleh: Muhammad Rizky Shorfana

Islam merupakan agama yang dibawa oleh Muhammad untuk memperbaiki akhlak umat manusia, khususnya diwilayah semenanjung Arab. Islam sendiri memiliki tiga pilar utama yang dijelaskan dalam sebuah Hadist yang disampaikan melalui Jibril. Tiga pilar tersebut antara lain; Islam, Iman dan Ihsan. Kemudian, Nabi menjelaskan makna dari ketiga pilar tersebut. Pertama Islam, adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat limat waktu, membayar zakat, puasa Ramadhan, dan menunaikan haji bila mampu. Kedua Iman, adalah beriman kepada Allah, malaikat, kitab suci, rasul dan takdir qada maupun qadar-Nya. Ketiga Ihsan, adalah menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, meskipun kamu tidak melihat-Nya, pada hakikatnya Dia selalu melihatmu.

Dapat diketahui bahwa kategori pertama dan kedua tersebut berhubungan erat dengan shariah dan ajaran-ajaran agama, yang banyak sekali dibahas oleh para pemuka agama. Sedangkan untuk definisi ihsan sendiri, sedikit sekali ulama maupun sarjana muslim membahasnya, karena maknanya yang tidak begitu jelas. Padahal jika diteliti lebih dalam, Ihsan membahas mengenai bagian dalam (esoteris) dari agama itu sendiri. Sehingga yang membahas mengenai ihsan adalah para sufi. karena ihsan sendiri merupakan petunjuk jalan agar mendekatkan diri pada Allah.    

Sedangkan ilmu yang membahas hal-hal mengenai ihsan sering dikenal dengan tasawuf. Namun istilah tasawuf sendiri banyak yang mempertanyakan keaslian apakah murni berasal dari Islam ataupun mengambil ajaran-ajaran dari Platonisme pada zaman Yunani klasik. Selain itu tasawuf juga sering disamakan dengan ajaran-ajaran mistisisme Budhisme, Yoga, Zen dan Vedanta. Terdapat pula yang mengatakan bahwa tasawuf merupakan mistisisme, esoteris, ataupun sprititualitas Islam. akan tetapi menurut Chittick, definisi-definisi tersebut telalu luas juga terlalu sempit untuk menggambarkan berbagai ajaran dan fenomena yang diidentifikasikan oleh sufisme sepanjang sejarah.

Dalam literatur islam, tidak ada kesepakatan dari berbagai tokoh, ulama, maupun sarjana mengenai makna tasawuf. Sehingga menimbulkan banyak perdebatan dari berbagai kalangan. Bagi mereka yang melihat dari sisi positif menghubungkan tasawuf dengan ide dan konsep yang berkaitan dengan pencapaian kesempurnaan manusia dengan mengikuti teladan Nabi Muhammad. Sedangkan yang melihat dari sisi negatif mengaitkan tasawuf dengan berbagai distorsi ajaran Islam. Meskipun begitu, Chittick tidak langsung menerima maupun menolak dari penjelasan-penjelasan para penulis muslim. Akan tetapi, ia tidak memberikan definisi tasawuf namun menjelaskan tasawuf dengan mencoba menemukan realitas dibalik istilah tasawuf seperti yang dikatakan Ali Bunshanji yaitu;” Tasawuf adalah nama tanpa realitas, tetapi dahulu ia adalah realitas tanpa nama”.

Dengan demikian, seperti yang dijelaskan di awal bahwa tasawuf adalah ajaran yang mendalami makna Ihsan. Sedangkan ihsan dibangun dari dua pondasi sebelumnya yaitu; Islam atau sikap tunduk dan patuh kepada Allah (praktik syariah) dan Iman (penerimaan ajaran dasar Islam tentang Tuhan, kenabian dan hari akhir). Setelah memperoleh dasar yang cukup mengenai dua dimensi tersebut. Kemudian mereka menfokuskan upaya diri pada bagaimana mereka dapat menyembah Allah seolah-olah mereka melihat-Nya. Sehingga pada akhirnya ketulusan dan cinta yang telah ia jalan pada dua dimensi sebelum dapat membawa mereka ke tempat di mana “seolah-olah” tidak lagi berlaku.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tasawuf merupakan murni dari ajaran dari agama Islam itu sendiri, karena bersumber dari al-Qur’an maupun Hadist. Dengan melalui dua fondasi Islam dan Iman, di mana kedua kata atau istilah tersebut sering diulang-ulang dalam al-Qur’an maupun Hadist. Sehingga menjelaskan bahwa tasawuf sendiri merupakan bagian terdalam dari ajaran agama Islam. Ajaran yang menuju kedekatan mahluk kepada Tuhan, ajaran yang mengenalkan mahluk kepada Tuhan, yang pada akhirnya manusia dapat mencapai kesempurnaan melalui jalan yang telah ditempuh dan diajarankan oleh Nabi Muhammad SAW. 
Previous Post Next Post

Contact Form