Oleh: Aisyah Nabilah Awaliyah
Ilmu pengetahuan dan iman dianggap berbeda dalam
pandangan umum. Ilmu pengetahuan terkait dengan fakta dan eksperimen yang
objektif, sedangkan iman berhubungan dengan keyakinan yang tidak dapat diukur.
Namun, dalam Al-Qur’an, keduanya saling terkait dan memperkuat satu sama lain.
Pentingnya Ilmu
Pengetahuan dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an menganggap ilmu sebagai keistimewaan manusia
dalam menjalankan peran sebagai khalifah. Ini tercermin dari kisah kejadian
manusia pertama yang dijelaskan pada QS. Al-Baqarah ayat 31 dan 32, manusiamenurut
Al-Qur’an memiliki potensi untuk meraih ilmu dan mengembangkannya dengan seizin
Allah. Oleh karena itu, Al-Qur’an memberikan petunjuk kepada manusia untuk
mengejar ilmu dengan berbagai cara.
Selain itu, Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu
itu hukumnya wajib, bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan.” Hadis tersebut
tentunya sudah tidak asing di benak kita bahwa kewajiban menuntut ilmu itu
diperuntukkan bagi setiap orang Islam.
Berkali-kali pula Al-Qur’an menunjukkan betapa tinggi
kedudukan dan mengharumkan namanya bagi orang-orang yang berpengetahuan, yang
ada pada QS. al-Mujādilah ayat 11:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي
الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا
فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا
الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (١١)
Hai
orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam
majelis,” Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Pandangan Al-Qur’an mengenai ilmu
pengetahuan dapat diketahui prinsip-prinsipnya setelah menganalisis wahyu
pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW pada QS. Al-‘Alaq
(96): 1-5:
اقْرَأْ بِاسْمِ
رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (١)خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (٢)اقْرَأْ وَرَبُّكَ
الأكْرَمُ (٣)الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (٤)عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ
يَعْلَمْ (٥)
1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan; 2) Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah; 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah; 4) Yang mengajar (manusia) dengan pena; 5) Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.
Pengulangan perintah membaca (iqra’)
dalam wahyu pertama itu bukan sekadar menunjukkan bahwa kecakapan membaca tidak
akan diperoleh, kecuali dengan mengulang-ulang bacaan atau membaca hendaknya
dilakukan sampai mencapai batas maksimal kemampuan. Namun, hal itu untuk
mengisyaratkan bahwa mengulang-ulang bacaan “bismi rabbik” (atas nama
Tuhanmu) akan menghasilkan pengetahuan dan wawasan baru walaupun yang dibaca
masih itu juga.
Keterkaitan
Ilmu Pengetahuan dan Iman dalam Perspektif Al-Qur’an
Meskipun ilmu pengetahuan dan iman
sering dianggap sebagai dua hal yang berbeda, mereka sebenarnya sangat saling
terkait dalam perspektif Al-Qur’an. Al-Qur’an menunjukkan bahwa belajar dan
mengejar ilmu pengetahuan adalah cara untuk memperkuat iman seseorang dan
mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang Allah SWT dan ciptaan-Nya.
Salah satu cara di mana ilmu
pengetahuan dan iman saling terkait adalah melalui observasi dan pemikiran.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT sering mengajak kita untuk memperhatikan ciptaan-Nya
dan memikirkan tentang kebesaran-Nya. Misalnya, Allah SWT berfirman dalam surah
Āli ‘Imrān ayat 191:
الَّذِينَ
يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ
فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا
سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (١٩١)
(Yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata),
“Ya
Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka
peliharalah Kami dari siksa neraka.”
Demikian surah al-Anbiyā’ ayat 79 menyebutkan:
فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ وَكُلا آتَيْنَا حُكْمًا
وَعِلْمًا وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُدَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ وَكُنَّا
فَاعِلِينَ (٧٩)
Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum
(yang lebih tepat), dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan Hikmah
dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua
bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya.
Ilmu pengetahuan yang diperoleh
dengan kesadaran akan keberadaan Allah dan dalam rangka meningkatkan ketaqwaan
akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi umat manusia.
Dalam surah al-Ḥujurāt ayat 6, Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ
فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا
فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ (٦)
Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu
berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu.
Orang beriman dan berilmu akan takut berbuat dosa
karena telah paham akan dosa yang akan ditanggungnya karena melakukan hal buruk
itu. Berbeda jika seseorang tidak mengerti akan dampak yang ditimbulkan jika ia
melakukan dosa dan tidak takut kepada Allah.
Dalam hal ini, ilmu pengetahuan
dapat membantu kita memperdalam pemahaman kita tentang ciptaan Allah SWT. Umat muslim diharapkan untuk
terus belajar, merenungkan, dan menerapkan pengetahuan mereka untuk kemajuan
manusia dan untuk memperoleh keridhaan Allah. Ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an
adalah panggilan untuk menjadi umat yang berilmu, bijaksana, dan bermanfaat
bagi masyarakat dan dunia.Dengan mempelajari sifat-sifat alam dan proses-proses
yang mengatur kehidupan, kita dapat lebih menghargai kebesaran dan kekuasaan
Allah SWT.
Jadi, dengan memiliki ilmu pengetahuan dan iman yang kuat, dapat membantu kita untuk
membedakan antara kebenaran dan kesesatan. Dengan mempelajari fakta-fakta yang
terbukti dan memperhatikan proses-proses yang terjadi di alam, kita dapat
melakukan penyelidikan yang cermat dan mencapai kesimpulan yang benar.