Fase Penciptaan Manusia dalam Al-Quran


Oleh: Annisa Aulia Salsabila

Al-Qur’an merupakan tanda kebesaran Allah yang Maha Mengetahui, dan juga sebagai dasar agama Islam. Ini membuktikan bahwa Al-Qur’an bukanlah cipta karya manusia, melainkan daek sang Khalik Allah Swt. Mengenai proses penciptaan manusia, Allah memberikan petunjuk kepada manusia untuk memahami ayat yang menggambarkan alam semesta dan fenomena ilmiah didalamnya, salah satunya yaitu memaparkan tahapan-tahapan penciptaan manusia.

Fase Manusia Pertama (Adam)

Fase ini telah tercantum dalam QS. Shad [38]: 71 dan QS. Al-Hijr [15]: 28-29 yang berbunyi:

اِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ خَالِقٌۢ بَشَرًا مِّنْ طِيْنٍ

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat. Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari Tanah.”

وَاِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلٰۤـئِكَةِ اِنِّىۡ خَالـِقٌۢ بَشَرًا مِّنۡ صَلۡصَالٍ مِّنۡ حَمَاٍ مَّسۡنُوۡنٍ‏ ﴿28﴾ فَاِذَا سَوَّيۡتُهٗ وَنَفَخۡتُ فِيۡهِ مِنۡ رُّوۡحِىۡ فَقَعُوۡا لَهٗ سٰجِدِيۡنَ﴿29﴾

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, Maka apabila Aku Telah menyempurnakan kejadiannya, dan Telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”

Hal ini menunjukkan bahwa proses penciptaan manusia pertama tidak melibatkan pihak lain, seperti ibu dan bapak. Sekedar menjelaskan bahwa pada hakikatnya penciptaan manusia pertama berasal dari tanah. Padahal, manusia yang berasal dari tanah itu memiliki keunggulan dibandingkan makhluk bumi lainnya, yakni mampu menyimpan memori akan ajaran Allah SWT.

Fase Manusia Kedua (Hawa)

Pada dasarnya semua yang ada di dunia selalu berpasangan. Seperti halnya manusia, Allah juga berkehendak menciptakan lawan jenis sebagai pendamping hidupnya. Sebagaimana dalam QS. Yasin [36]: 36 dan QS. An-Nisa’ [4]: 1, sebagai berikut

سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ

“Maha Suci Tuhan yang Telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.”

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan pria dan wanita yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.”

Maksud dari kalimat خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ yaitu Adam, dan yang dimaksud وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا adalah Hawa. Mengenai penciptaan Hawa dijelaskan pula dalam sebuah hadis: “Sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam” (HR. Bukhari dan Muslim).

Fase Manusia Ketiga (Keturunan Adam dan Hawa)

Secara umum proses ini adalah asal usul manusia yang penciptaannya melibatkan Tuhan dan Manusia, yaitu ibu dan bapak. Berkaitan dengan hal ini, telah dijelaskan pada QS. al-Mu’minun [23]: 12-14 dan QS. al-Hajj [22]: 5 yang berbunyi:

وَوَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ (١٢) ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِيْنٍ (١٣) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ (١٤)

“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu kami jadikan segumpal daging, dan kami jadikan tulang belulang, lalu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ

“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang dahulu telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuhan yang indah”.

Sebagaimana dilihat dari ayat-ayat di atas, bahwasannya Al-Quran mengartikulasikan tahapan proses penciptaan manusia. tahapan tersebut terbagi dalam beberapa fase, yakni sebagai berikut:

Fase Saripati Tanah

Menurut Wahbah Zuhaili, jenis manusia dan asalnya itu adalah dari saripati yang diesktrakkan dari tanah atau yang menjadi asal mula manusia pertama, yaitu Adam. Sedangkan menurut Thahir Ibn Asyur, yang dimaksud saripati tanah yaitu berasal dari makanan manusia, baik tumbuhan maupun hewan.

Fase Nutfa

Kata nutfah diartikan sebagai air mani. Tahap ini, saat sperma keluar, jutaan sel bersaing satu sama lain untuk mencapai ovum dan hanya beberapa saja yang maju ke tahap berikutnya. Temuan ilmiah menunjukkan bahwa air mani yang diejakulasikan mengandung kurang lebih dua ratus juta benih, namun hanya satu yang mampu bertemu indung telur wanita.

Fase ‘Alaqoh

Dalam Kamus Bahasa Arab, ‘Alaqoh didefinisikan sebagai segumpal darah yang membeku. Tahap ini merupakan pertumbuhan dari air mani dan ovum yang kemudian bercampur dan mengendap di dinding rahim.

Fase Mudghah

Dalam Kamus Bahasa Arab, mudghah berarti segumpal daging. Fase ini terjadi pada hari ke 24-25 di akhir minggu keempat. Wajahnya secara jelas telah menyerupai bayi, bulu mata, mata dan kuku mulai terbentuk.

Fase Idhaman (tulang belulang)

Tahap ini sesuai dengan perkembangan embriologi, di mana embrio telah mengeras dan menguat hingga menjadi tulang belulang. Kemudian terjadi pembentukan tulang kepala, dua tangan, dua kaki, saraf dan pembuluh darah.

Fase Lahman

Tafsir al-Azhar karya Hamka menjelaskan bahwa lahm adalah proses di mana tulang belulang diliputi dengan daging, sebagai baju atau penutup yang menguatkan dan mengukuhkan.

Fase Peniupan Ruh

Pada tahap ini, Allah SWT menyempurnakan hambanya dengan meniupkan ruh. Dalam sebuah riwayat dijelaskan: “Sesungguhnya manusia di antara kamu dikumpulkan (pembentukan/peristiwa) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama waktu  itu dijadikan segumpal darah. Kemudian selama (40 hari) dijadikan sepotong daging Kemudian diutus beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat: rezeki, ajal, amal dan buruk baik (nasibnya).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Previous Post Next Post

Contact Form