Menjaga Diri dengan Konsep Menyendiri Ibnu Bajjah


Oleh: Kurnia Putra Prakoso

Manusia sebagai makhluk sosial secara alamiah dituntut untuk hidup berdampingan dengan manusia lain. Sejak kecil hingga dewasa kita selalu dikelilingi oleh keluarga, teman, ataupun guru. Pada jaman modern ini, kita juga hidup berdampingan dengan teknologi informasi atau media sosial. Semua yang hidup berdampingan dengan kita membawa dampak positif dan negatif. Oleh karena itu, kita harus bisa untuk menjaga diri dari dampak negatif sebagaimana telah diajarkan oleh Ibnu Bajjah yang akan dijelaskan di bawah ini.

Ibnu Bajjah merupakan salah satu tokoh filsafat Islam yang berasal dari Andalusia atau sekarang lebih dikenal dengan negara Spanyol. Salah satu bukunya yang terkenal adalah Tadbir al-Mutawahhid. Buku ini membahas tentang permasalahan politik, moral manusia, dan usaha manusia untuk menjauhi keburukan dari orang banyak. Makna kata Tadbir menurut Ibnu Bajjah adalah kelakuan yang baik agar mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan makna kata al-Mutawahhid adalah perbuatan dari manusia yang menyendiri agar mencapai kebahagiaan.

Sebenarnya yang dimaksud menyendiri atau “uzlah” menurut Ibnu Bajjah bukanlah sepenuhnya menjauhkan diri dari manusia lain atau menjadi anti sosial, melainkan menjaga diri dari nafsu duniawi agar tidak terpengaruh dampak-dampak negatif yang diperoleh dari masyarakat atau lingkungan sekitar. Jika seorang sanggup untuk melakukan hal itu, maka orang tersebut akan mencapai hidup yang sempurna.

Jika ajaran yang disampaikan oleh Ibnu Bajjah tentang menjaga diri agar tidak terpengaruh dampak negatif dari lingkungan sekitar ini dapat diterapkan pada kehidupan masa kini, tentu akan sangat relevan. Pada zaman yang sudah modern seperti saat ini, pasti sangat mudah untuk mengakses segala informasi dan budaya baru yang didapat dari lingkungan sekitar kita, khususnya dari perkembangan teknologi dan segala turunannya seperti media sosial. Hasil dari perkembangan teknologi informasi tersebut diantaranya yaitu daapt memudahkan seseorang untuk mengakses segala informasi dan berkomunikasi dengan jarak jauh. Dengan mudahnya akses untuk terhubung dengan orang lain secara luas, maka dapat dipahami jika pada zaman sekarang sudah tidak ada lagi ruang yang membatasi segala informasi.

Akibat dari banyaknya informasi yang beredar, dapat membuat budaya populer (pop culture) semakin berkembang pesat dalam kalangan masyarakat luas, sehingga dari budaya populer tersebut akan menimbulkan sindrom fear of missing out (FoMO). Kedua hal ini saling berhubungan, karena FoMO lahir dari adanya budaya populer. Budaya populer adalah budaya yang paling digemari dan sering dikonsumsi oleh masyarakat luas. Sedangkan FoMO adalah fenomena dimana manusia takut kehilangan hal-hal menarik dan tidak mengikuti perkembangan trend yang sedang terjadi.

Dewasa ini, banyak anak muda yang kecanduan bermain media sosial. Jika ada hal-hal baru yang sedang trending, mereka memiliki rasa penasaran dan akan mengikutinya tanpa berpikir panjang mengenai dampak dari kegiatan yang mereka lakukan, baik dia melakukannya sendiri maupun bersama teman-temannya.

Tentu dari kedua hal tersebut memiliki dampak yang cenderung negatif jika kita tidak dapat mengontrol diri kita dari perkembangan teknologi informasi saat ini. Oleh karena itu, dirasa sangat penting untuk menjaga diri dari pengaruh negatif yang didapat dari orang lain. Seperti yang diperintahkan oleh Allah dalam surat at Tahrim ayat 6:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Jika penjelasan Ibnu Bajjah adalah cara menghindari dampak negatif dari orang banyak, maka pada masa kini kita tidak hanya menghindari dampak negatif dari orang banyak saja, tetapi menghindari dampak negatif dari media sosial juga. Kita sebagai manusia yang hidup pada jaman modern seperti saat ini harus lebih cerdas dalam menanggapi permasalahan tersebut.

Kita bisa melakukannya dengan cara menyaring informasi dan budaya baru yang kita dapat dari media sosial maupun lingkungan sekitar. Tentu tidak semua informasi dan budaya baru itu bersifat positif, pasti ada pula yang bersifat negatif. Maka dari itu, diperlukan kecerdasan dalam mengambil tindakan agar tidak terkena pengaruh buruk.

Previous Post Next Post

Contact Form