Esensi Kenikmatan Ukhrawi


Oleh: Abdulloh Umar Fauzi, Gamal Akhdan Zhalifunnas, Angeli Mutiara Firdaus 

Kehidupan ukhrawi merupakan kehidupan lanjutan dari alam dunia, di mana dalam kehidupan akhirat manusia harus mempertanggungjawabkan perbuatan yang pernah ia perbuat selama di dunia. Untuk saat ini masih banyak orang yang memandang akhirat itu hanyalah sebuah dongeng belaka, padahal hal tersebut hakikatnya merupakan sesuatu yang nyata adanya. Adapun banyak orang yang percaya tentang adanya kehidupan di akhirat tetapi masih meremehkannya.

Meski demikian, ada beberapa orang yang memercayai adanya kehidupan akhirat, yaitu umat Islam. Bagi umat Islam yang beriman kepada Allah, kepada akhirat, mereka kelak akan mendapatkan kenikmatan yang belum pernah dirasakan selama di dunia, salah satunya yang paling menyenangkan yaitu dapat melihat Sang Khalik, yakni Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Yunus ayat 26 yang berbunyi:
لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ ٱلْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ
"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya."

Jadi, dalam hal ini dikatakan bahwa balasan bagi orang yang berbuat baik akan mendapatkan pahala yang terbaik di akhirat, yakni mendapatkan balasan surga, dan juga mendapat balasan yang sepadan, yaitu kenikmatan yang tidak akan dirasakan di alam dunia, seperti kenikmatan yang menyedapkan pandangan mata, seperti melihat Allah SWT. Di mana kenimatan-kenikmatan tersebut hanya akan didapatkan di surga.

Dan surga adalah tempat yang sangat indah karena di dalamnya terdapat bermacam-macam buah-buahan dan lain sebagainya. Sehingga dalam hal ini mereka puas berada di akhirat sebagai balasan atas apa yang sudah mereka lakukan selama di alam dunia, yakni perbuatan baik dan amal saleh. Di mana mereka hanya beribadah dengan menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Oleh karena itu, mereka mendapatkan balasan yang sepadan dengan apa yang mereka kerjakan selama di dunia.

Allah SWT berfirman dalam surah Yasin ayat 55-58:
إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ 55 هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلالٍ عَلَى الأرَائِكِ مُتَّكِئُونَ 56 لَهُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌوَلَهُمْ مَا يَدَّعُونَ 57 سَلامٌ قَوْلا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ 58
"Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu berada dalam kesibukan (sehingga tidak sempat berpikir tentang penghuni neraka) lagi bersenang-senang. Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh sambil berbaring di atas ranjang berkelambu. Di (surga) itu mereka memperoleh buah-buahan dan apa saja yang mereka inginkan. (Kepada mereka dikatakan,) "Salam sejahtera" sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha Penyayang."

Selain terdapat kenikmatan yang telah disebutkan di atas, bagi orang yang beriman di dalam surga akan berada dalam keadaan yang sangat menyibukkan dan tidak akan menjemukan mereka, yaitu kesibukan bersama pasangan-pasangan yang sudah disiapkan di surga. Di mana hal tersebut mejadikan para orang beriman akan sangat puas dengan apa yang mereka dapat. Kemudian para penjaga surga akan mengucapkan “salam sejahtera” bagi penghuni surga. 

Dijelaskan juga bahwa para penghuni surga tidak akan terjangkit penyakit, tidak akan mengalami kekurangan, kesengsaraan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, semua yang diinginkan oleh para penghuni surga pasti terpenuhi. Sebab itulah kenikmatan ukhrawi merupakan kenikmatan yang sangat diimpikan oleh mayoritas umat Islam.

Terlepas dari banyaknya gambaran tentang kenikmatan surga dan segala pahala yang ada di dalamnya, penulis sendiri sepenuhnya mengikuti apa yang pernah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, yakni, “Tidak ada mata yang pernah melihatnya, tidak ada telinga yang pernah mendengarnya, dan tidak pernah terlintas di hati siapa pun.” Itulah gambaran kenikmatan surga menurut Nabi. Sebagaimana khayalan terhadap seorang bidadari terindah dan tercantik, pastilah bidadari surga tidak seperti apa yang kita bayangkan. Bahkan bisa saja kualitasnya berlipat-lipat lebih tinggi dari apapun yang mungkin bisa kita khayalkan.

Penulis lebih suka dengan kata-kata ini, “Dari pada sibuk membahas bagaimana nikmatnya surga dan isinya, lebih baik kita menghiasi diri dengan hal-hal yang menjadikan kita pantas masuk surga. Dari pada kita sibuk menandai siapa saja yang layak masuk neraka, akan lebih baik jika kita sibuk dengan perbuatan-perbuatan yang menjauhkan kita dari neraka.”

Previous Post Next Post

Contact Form