Menegaskan Kembali Kesadaran Bio-Teknik dalam Konteks Saat Ini


Oleh: Naufal Robbiqis Dwi Asta

Perkembangan dari teknologi sering kali membuat manusia lupa pada lingkungan alam disekitarnya. Karena efek yang diberikan teknologi sangat besar dan bermanfaat bagi kehidupan manusia, kepedulian manusia terhadap alam lambat laun akan terdegradasi. Manusia menjadi lalai dan asyik dengan manfaat-manfaat yang diberikan oleh teknologi kepada mereka.

Hari ini degradasi kehidupan batin ditandai dengan fakta bahwa satu-satunya tempat yang sakral dan tidak terganggu adalah toilet pribadi.

Itulah salah satu ungkapan yang dilanturkan oleh Lewis Mumford yang merupakan seorang filsuf di bidang teknologi. Ungkapan tersebut dilanturkannya antara tahun 1895 sampai 1990 M yang merupakan masa-masa kehidupannya. Sepertinya ungkapan dari filsuf asal Amerika tersebut, masih dapat menjadi sebuah sindiran yang relevan untuk masa kini.

Mumford dalam karyanya yang berjudul The Myth of The Machine menawarkan satu ide yang diberi istilah sebagai bio-teknik. Bio-teknik dapat diartikan sebagai hubungan antara teknik dan alam dengan kompleksitasnya (bio-viabilty) mampu mendukung kehidupan.

Menurut Mumford, sebelum adanya perkembangan teknologi, situasi alam dapat dikatakan masih sangat ideal. Namun, setelah perkembangan teknologi muncul, bio-viability mengalami penurunan yang drastis. Penurunan yang sangat drastis ini dapat ditemukan pada banyaknya polutan, seperti sampah, air yang beracun, limbah, dan beberapa bentuk polusi yang lainnya.

Hal tersebut sangat disayangkan oleh Mumford karena seharusnya perkembangan teknologi tidak boleh melupakan adanya bio-viability. Dalam keresahannya tersebut, Mumford menyodorkan pemikirannya tentang kesadaran bio-teknik. Lalu bagaimana bentuk dan perwujudan dari kesadaran bio-teknik.

Mumford memberikan setidaknya empat cara dalam upaya mewujudkan wacana bio-teknik. Pertama, adalah menanamkan pada diri bahwa alam dan segala kompleksitasnya bukan untuk kepentingan manusia sendiri. Alam dan manusia merupakan kesatuan kehidupan yang ada di muka bumi. Bagaimanapun juga, manusia tidak dapat seenaknya untuk memanfaatkan alam demi kepentingan sendiri, namun mereka melupakan alam untuk dibangun kembali.

Kedua, manusia tidak boleh mengabaikan tingkat daya hidup yang berdampak pada kenyamanan hidup. Misalnya saja, jika manusia menebang pohon secara liar dan sembarangan, maka akibatnya tidak berdampak pada kehidupan manusia saja, melainkan semua yang bergantung pada pohon. Tanah yang subur menjadi kering karena tidak adanya pohon, burung-burung akan kehilangan tempat tinggalnya, rusaknya rantai makanan yang berakibat fatal, dan lain sebagainya.

Ketiga, manusia tidak seharusnya untuk sekedar mengejar kekuatan semata. Peradaban Barat menyetujui bahwa sumber kekuatan dan ukuran dari segala sesuatu adalah manusia. Karena selain manusia memiliki kemampuan untuk berpikir, manusia juga memiliki kemampuan untuk melakukan kontrol terhadap alamnya. Meskipun demikian, manusia juga harus memahami batas kemampuan atas dirinya sendiri.

Dalam karyanya Condition of Man, Mumford banyak membahas tentang manusia sebagai humanisme organik atau pembahasan tentang manusia dalam batas kemampuan dan fisiknya. Mumford berpendapat bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki akal hiperaktif. Akal tersebut memiliki dampak positif sebagai upaya untuk menaklukkan ancaman pada manusia dan efek negatif yang menyebabkan penghancuran atas dirinya sendiri (self-destruction) jika manusia tidak memiliki makna.

Keempat, fokus pada hubungan yang ideal antara sumber daya dan kebutuhan. Upaya keempat ini merupakan tahap yang menganjurkan manusia untuk melakukan pemanfaatan dengan seimbang. Selain manusia harus mengesampingkan kepentingannya sendiri, pemanfaatan terhadap alam juga harus dilakukan dengan seimbang. Misalnya saja dalam menebang pohon dengan melakukan sistem tebang pilih dan melakukan reboisasi terhadap pohon yang telah ditebang.

Dengan membiasakan diri dengan fokus pada hubungan ideal dialektis antara sumber daya dan kebutuhan, keseimbangan alam akan terjaga dan tercapai sebuah kelimpahan.

Pada awalnya, pemikiran dari Mumford merupakan gagasan yang berupaya untuk mengkritik teknologi mesin yang dibawa oleh para kaum Kapitalis. Dari gagasan yang disampaikan oleh Mumford di atas merupakan sebuah pemikiran lama yang mungkin sangat berharga pada zaman saat dia hidup. Namun, kesadaran bio-teknik yang ditawarkan sepertinya masih relevan untuk menumbuhkan kesadaran manusia dalam kehidupan masa kini.

Seperti yang dapat diketahui, manusia banyak melakukan penebangan secara liar pada pohon-pohon tanpa adanya tebang pilih. Industri yang membuang limbah kotor pada sungai-sungai yang berdampak kekeruhan pada sungai bahkan beberapa diantaranya beracun. Memperbanyak kuantitas dari industri demi kepentingan manusia sendiri, tanpa memperhatikan keseimbangan alam, tanpa usaha melakukan reboisasi terhadap pohon-pohon, yang pada akhirnya berdampak pada manusia sendiri karena kekurangan kebutuhan oksigen dan suhu menjadi panas.

Gagasan yang ditawarkan oleh Lewis Mumford juga berguna untuk membangkitkan kesadaran masyarakat yang akan mengalami pergeseran industri 5.0, di mana pada industri 5.0 tidak hanya fokus pada tekniknya saja melainkan pada kesadaran manusia yang berdampak pada kemanusiaan dan pemberdayaan dari manusia itu sendiri.
Previous Post Next Post

Contact Form