Peserta Student Exchange UINSA Berhasil Menyabet Juara 2 Pertandingan Debat Bahasa Arab di Universitas Kebangsaan Malaysia


Oleh: Mahdiyah Medina Fachurddin

Universitas Kebangsaan Malaysia melaksanakan kegiatan pertukaran pelajar (student exchange) dengan UIN Sunan Ampel Surabaya. Salah satu program dari kegiatan ini adalah pertandingan debat. Kategori debat yang diperlombakan menggunakan beberapa versi bahasa, yakni Melayu, Arab, Inggris, dan Mandarin. Salah satu mahasiswa yang beruntung mengikuti event pertukaran pelajar ini adalah mahasiswi dari program studi Ilmu Alquran dan Tafsir UIN Sunan Ampel Surabaya, bernama Mahdiyah Medina Fachruddin. Ia juga merupakan salah satu mahasiswa yang bersinar di event ini dengan memenangkan lomba debat bahasa Arab di posisi kedua. Berikut cerita pengalamannya:

Terpilih sebagai delegasi dalam program student exchange, merupakan suatu kehormatan bagi saya. Dan tentunya, saya ingin membahagiakan semua yang telah mendukung saya yaitu dengan memperbanyak relasi, mengikuti berbagai kegiatan, salah satunya adalah pengalaman ini.

Mendaftarkan diri secara individu untuk mengikuti lomba debat bahasa Arab, dimalam terakhir regsitrasi. Tidak memiliki tim debat, belum memahami mosi juga belum mempersiapkan referensi. Namun dengan bekal nasehat ayah saya untuk selalu menjaga dan mengembangkan kemampuan bahasa yang saya miliki, serta mengingat nasehat dosen sebelum keberangkatan kami ke Malaysia, yaitu untuk senantiasa mencoba hal baru. Saya mendaftarkan diri, dan sebisa mungkin di waktu yang hanya tersisa malam hari, saya berusaha memahami satu dari sekian mosi yang ada.

Panitia telah memverifikasi pendaftaran saya, dan menggabungkan saya ke tim yang membutuhkan satu personil. Namun rupanya ada kesalahpahaman sehingga ternyata tim tersebut telah lengkap. Melihat hal ini dan waktu yang tersisa hanya siang hari, maka saya menyatakan pengunduran diri secara baik, karna saya tidak ingin merancukan peserta lainnya dengan mengingat perlombaan akan dimulai malam hari.

Namun di siang hari, panitia menghubungi saya dan memohon maaf atas kesalahpahaman ini, dan menyampaikan bahwa ada satu tim yang belum lengkap personilnya. Singkat cerita, panitia menjelaskan dengan bahasa arab yang bermaksud bahwa ini hanyalah sharing pengalaman debat bahasa arab. Maka dalam bayang saya ini hanya pengenalan debat, tidak serius sebagaimana perlombaan debat sehingga akhirnya saya menyetujui dengan niat untuk membantu mengenalkan debat. Setelah saya menyetujui hal tersebut, saya diundang untuk menghadiri persiapan di sore hari.

Saya disambut hangat, dan mengikuti dengan baik. saya juga turut memberikan beberapa pendapat saya mengenai satu mosi yang telah saya persiapkan. Perlombaan debat ini menggunakan sistem debat Qatar. Ini merupakan pengalaman baru bagi saya, karna yang pernah saya pelajari sebelumnya adalah Sistem Debat Asian Parliamentary.

Di malam hari, kami bertanding untuk pusingan awal (putaran pertama). Ternyata acara ini tidak sederhana seperti yang saya bayangkan. Namun ini merupakan perlombaan debat kampus yang cukup besar, dengan kategori bahasa Inggris, Melayu, Arab, dan Mandarin. Peserta merupakan delegasi dari setiap asrama, namun untuk debat bahasa Arab seleksi secara individu karna tidak semua asrama mempunyai kandidat debat dalam bahasa Arab.

Di pusingan saringan satu tim kami gugur, dan saya tidak merasa kecewa karna menyadari kurangnya persiapan. Namun ternyata seluruh tim wajib mengikuti pusingan saringan dua, dan kelolosan tim akan diumumkan besok malam, dan langsung diadu untuk sesi selanjutnya. Hari pertama berakhir tengah malam dan menguras tenaga juga pikiran, membuat kami tidak memiliki waktu yang cukup untuk memikirkan persiapan esok hari.

Jadwal kelas yang sangat padat dari pagi hingga sore, juga bertepatan dengan kedatangan orangtua saya. Qodarullah, pelajaran kedua digugurkan karna dosen tidak hadir. sehingga saya dapat menyambut orang tua saya meskipun hanya dua jam, dan kembali melanjutkan perkuliahan. Selesai perkuliahan, saya segera mencari referensi dan menulis argumen untuk setiap mosi malam ini, sekalipun kami tidak tahu hasil kelolosan. Dan syukur, ternyata tim kami lolos untuk pusingan saringan tiga, dan berlanjut lolos hingga pusingan separuh akhir.

Pada pusingan separuh waktu atau semi final, di sini saya mengalami kesulitan yaitu karna mosi kali ini membahas sistem pendidikan di Malaysia, yang belum saya pahami sebelumnya. Dengan Mosi “Majlis akan menjadikan subjek Pendidikan Islam antara subjek wajib lulus di peringkat SPM”. SPM adalah Sijil Pelajaran Malaysia yaitu sejenis tingkatan pendidikan di atas SMA dan sebelum tingkat universitas. Namun dalam 30 menit masa karantina sebelum dimulainya debat, sudah tidak ada lagi masa untuk mengeluh atau mencari referensi yang cukup. Dimasa karantina juga tidak diperbolehkan menggunakan HP atau sejenisnya, hanya diperbolehkan menggunakan alat tulis, dan kamus jika dibutuhkan.

Dalam waktu yang singkat ini, saya berusaha memahami definisi daripada SPM dan juga topik permasalahan yang ada, sehingga bisa menjadi argumen untuk kubu saya selaku “al muwalah”atau tim pro. Pertandingan malam  ini sangat menguras tenaga dan emosi, dari kelolosan kami yang tidak diduga, hingga mosi yang asing bagi saya. Adapun pengumuman kelolosan tim untuk final akan diumumkan esok hari.

Bagi saya, harus membayar persiapan yang belum terlaksana dihari kemarin karna waktu yang padat. maka kami berjumpa Perpustakaan Tun Sri Lanang. Dalam diskusi ini saya mendapatkan banyak pelajaran dan merasakan pentingnya bahasa arab dan bahasa inggris. Karna dalam beberapa istilah melayu, berbalik makna dengan bahasa Indonesia dan juga sulit untuk dijelaskan ke pemahaman kita, dan justru lebih mudah dijelaskan dengan bahasa inggris atau bahasa arab.

Setiap sebelum dimulai sesi debat akan ada roll call, dan karantina. Qodarullah tim kami lolos ke pusingan akhir atau final yang dilaksanakan di Dewan Sarjana, Fakulti Pengajian Islam.

Final ini terasa sangat sengit, dengan mendengar argumen kuat dari tim lawan, dan didukung dengan tempat yang membuat suasana semakin tegang. Alhamdulillah dengan perjuangan kami untuk tiga hari ini, kami meraih juara dua, Debat Konseleri kategori Bahasa Arab, Universitas Kebangsaan Malaysia, 2022.

Sepanjang perlombaan cukup menguras pikiran dan waktu, sehingga sedikit waktu saya untuk menemani orang tua yang datang dari Indonesia untuk menjenguk putrinya. saya tidak memberikan kabar tentang keikutsertaan saya dalam lomba ini, semoga ini bisa menjadi kejutan bagi mereka. Setelah usai perlombaan, saya menghabiskan waktu saya bersama orang tua.

Minggu malam, saya dan orang tua saya menghadiri acara pembagian hadiah Pertandingan Debat Conseleri Universitas Kebangsaan Malaysia 2022. Dan disini saya tidak menyangka ternyata dihadiri oleh tamu penting dari alumni tersohor, Juara debat, bahkan beberapa pejabat penting. Dan saya juga tidak menyangka, ternyata seluruh peserta adalah dominan warga Malaysia, dan seluruhnya adalah mahasiswa tetap atau penuh waktu daripada kampus ini. Sehingga setiap yang berkenalan dengan saya, tidak menyangka bahwa ada peserta dari mahasiswi asing bahkan merupakan peserta student exchange yang mengikuti perlombaan debat dan dalam kategori Bahasa Arab, yang menurut kebanyakan dari mereka cukup susah.

Saya merasa sangat bersyukur atas pengalaman berharga ini juga menjalin relasi dengan orang orang hebat. Semoga prestasi ini menjadi penyemangat bagi mahasiswa lainnya dan mempererat tali persahabatan kampus UINSA dan UKM.

Previous Post Next Post

Contact Form