Moralitas Menuju Jalan Sufi


Oleh: Alfreddizzy Azzizy Azzaury

Kita sering mengatakan tentang sufi, tapi kita lupa di mana jalan awal seorang muslim bisa menempuh jalan sufi. Banyak masyarakat muslim mengira, bahwa menempuh jalan sufi hanya mendekatkan dirinya kepada Allah SWT dengan cara beribadah sebanyak-banyaknya dan tidak memikirkan dunia atau melupakan dunia. Kita lupa bahwa Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk sosial. Kita sering melupakan bahwa salah satu langkah awal menuju jalan sufi, yaitu dengan cara bermoral.

Apa itu Moral?

Moral adalah suatu tindakan atau tingkah laku hidup manusia, yang berdasarkan pada kesadaran diri manusia, bahwa ia terikat dengan suatu kewajiban untuk bertingkah laku baik, sesuai dengan nilai dan norma yang berada di lingkungan sekitarnya.

Moral merupakan salah satu langkah awal umat muslim menempuh jalan sufi. Bagaimana tidak, kita tahu bahwa agama Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin (agama bagi seluruh alam semessta) yang mengajarkan tentang kedamaian, keadilan, cinta sesama dan saling menghormati antara manusia satu dengan manusia lainnya.

Nabi Muhammad SAW di utus oleh Allah SWT ke dunia ini untuk memperbaiki akhlak umat manusia yang saat itu berada di titik kehancuran. Ketika itu akhlak manusia sangat berbahaya dan bisa menimbulkan ketidak seimbangan di bumi. Salah satu contohnya di Arab, jika ada seorang ibu melahirkan anak perempuan, itu dianggap aib bagi keturunannya dan anak tersebut akan dibunuh. Nabi Muhammad SAW datang untuk menanggulangi masalah yang seperti itu, karena jika terus melakukannya, maka akan terjadi bencana yang sangat besar. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW diutus untuk memperbaiki akhlak mereka.

Bagi Immanuel Kant, seorang filosof abad modern, moral adalah suatu tindakan atau perilaku baik yang didasarkan pada kebebasan yang hanya terikat dengan Tuhan. Bagi Kant, Tuhan hanya bisa didekati melalui “Iman” dan iman itu dilandasi dengan hukum moral.

Ada 3 syarat utama hukum moral: kebebasan, keabadian Jiwa, dan keberadaan Tuhan.

Immanuel Kant mempunyai prinsip moral yang sangat tinggi, baginya moralitas tidak ditentukan hasilnya seperti apa, tetapi dari niat yang sudah dia berikan untuk membantu sesama manusia demi kemanusiaan. Immanuel kant mempunyai teori yaitu “Imperatif Kategoris” saya bertindak karena sesuai dengan hukum moral dan saya melakukan tindakan bemoral bukan karena syarat, tetapi saya melakukannya karena hati nurani dan Tuhan (Tidak Bersyarat).

Bagi Immanuel Kant, moralitas berada di titik yang paling objektif, dan semua orang mengakuinya. Sebab, tindakan baik bisa dikatakan baik jika itu sesuai dengan hukum moral.

“Ada dua hal yang mengagumkan di dunia ini, yang satu bintang di langit dan yang kedua adalah moralitas dalam diri saya” Immanuel Kant

“dalam hukum orang bersalah ketika dia melanggar hak orang lain, tetapi dalam etika dan moral, dia bersalah meskipun hanya berfikir untuk melanggar hak orang lain” Immanuel Kant

Manusia bebas memilih bagaimana cara mereka hidup, mau dia bermoral atau tidak bermoral. Tapi perlu diingat, bahwa setiap tindakan bebas manusia di dunia ini akan memperoleh sebuah balasan dari Tuhan.

Apa itu Sufi?

Sufi adalah sebuah sebutan bagi seseorang yang sudah memahami ilmu tasawuf, biasanya seorang sufi akan mendekatkan dirinya kepada Tuhan dengan caranya masing masing-masing. Salah satu contohnya “mahabbah” yang di gunakan oleh Rabi’ah al-Adawiyah, “al-Hulul” yang dipopulerkan oleh Abu Mansyur Al-Hallaj, dan lainnya.

Biasanya, seseorang dianggap sufi ketika dia mendekatkan dirinya pada Tuhan dan menjauhkannya dari unsur unsur dunia atau membersihkan hatinya dari hal-hal yang bersifat duniawi. Terkadang inilah awal seseorang salah memahami makna sufi.

Ia akan menganggap, bahwa dunia ini tidak diperlukan dan membuat sebuah argumen bahwasannya “saya akan beribadah setiap hari tanpa mengejar duniawi”. Yang nantinya akan menimbulkan masalah, ia akan berpikir: harta itu tidak perlu, bermoral dan beretika tidak membuat  saya dekat dengan Tuhannya, lebih baik saya mengerjakan sholat dan zikir setiap hari tanpa memperdulikan lingkungan sekitarnya. Inilah awal mula yang nantinya sufi akan salah diartikan oleh beberapa orang.

Moralitas Menuju Jalan Sufi

Moral adalah sebuah langkah awal untuk seseorang menempuh jalan sufi. Ketika ia tidak bermoral, maka ia bukan sufi, karena seorang sufi telah menyucikan hatinya dari hal-hal yang telah dilaknat dan diharamkan oleh Allah SWT.

Kita mestinya tahu, bahwa sufi adalah seseorang yang suci dari lahiriyah maupun batiniyah. Mereka pastinya melakukan sesuatu karena semata-mata hanya karena cintanya kepada Allah SWT. Ia tidak akan mengambil suatu tindakan yang menyalahi aturan. Kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk setiap tindakan kita.

Seperti Rabi’ah al-Adawiyah, dia mencintai Allah SWT bukan karena mengharapkan surga atau takut dengan neraka, dia benar benar cinta kepada Allah SWT.

Kita sekarang berada pada fase di mana dunia mengalami krisis moralitas. Banyak manusia yang merasa bahwa ia bisa hidup sendiri secara individual, ia terlena akan dunianya dan melupakan sekitarnya. Kita lupa, bahwa kita hidup di dunia ini untuk mencari suatu kebahagiaan yang abadi, dan cinta merupuakan langkah awal manusia menemukan kebahagiaan yang abadi itu.

Cinta kepada Tuhan bukan berarti kita tidak cinta kepada ciptaannya, justru mengaktualisasi cinta itu dengan cara kita bertindak baik sesuai hukum moral dan etika. Kita melakukan tindakan baik bukan karena kita ingin mengharapkan apapun kepada manusia, tetapi kita melakukan suatu tindakan baik karena kita ingin dipuji oleh Tuhan Sang Pecinta, dia tidak akan melakukan tindakan yang tidak disukai oleh pecintanya dan tidak akan menyakiti perasaan yang dicintainya.
Previous Post Next Post

Contact Form