Faktor Penyebab Kegagalan Timnas Indonesia Di Piala Aff 2022 Dan Masih Layakkah Coach Sty Melatih Timnas Indonesia?

Oleh: Muhammad Rio Ferdinan

Turnamen piala AFF merupakan turnamen sepakbola ter-akbar di Asia Tenggara. Piala AFF bisa disebut juga piala dunianya ASEAN. Anggota yang mengikuti piala AFF ini ada 10 tim. Piala AFF digelar 2 tahun sekali. Indonesia berada di grup A yang beranggotakan Thailand, Brunei, Filipina, dan Kamboja. Dari edisi pertama 1996 sampai sekarang, timnas Indonesia belum pernah juara piala AFF dan hanya runner up 6 kali. Oleh karena itu, pecinta sepakbola Indonesia berharap bahwa tahun ini timnas bisa mengangkat Piala AFF. Akan tetapi, kita gagal lagi di semifinal setelah kalah dari Vietnam di stadion My Dinh 2-0. Kegagalan piala AFF edisi kali ini sebenarnya sudah terlihat di laga pertama melawan Kamboja. Ada beberapa faktor dari penyebab kegagalan skuad garuda di piala AFF kali ini.

Tidak Adanya Striker yang Haus Gol

Di piala AFF kali ini, timnas indonesia tidak mempunyai striker yang haus gol. Dandy, Spaso, Sananta dan Rafli gagal menunjukkan performa yang bagus. Sebenarnya di timnas ada striker yang tajam yaitu Dimas Drajat. Akan tetapi, Dimas cedera sehingga tidak bisa mengikuti piala AFF kali ini. Dimas sudah membuktikannya di liga 1 ataupun dipertandingan melawan Curacao. Pada saat pertandingan melawan Curacao di stadion GBLA dan Pakansari, Dimas mampu mencetak 2 gol dan 1 Asist. Sebenarnya Spaso yang menjadi pengganti Dimas Drajat diharapkan mampu menunjukkan performa terbaiknya. Akan tetapi, dia gagal menunjukkan performanya karena tidak cocok dengan strategi coach Shin Tae Yong.

Finishing Touch yang Bapuk

Dari laga melawan Kamboja sampai melawan Vietnam kemarin, kita selalu membuang peluang-peluang untuk dijadikan gol. Egy dan Witan pada saat melawan Kamboja pada saat sudah by one dengan kiper, gagal mencetak gol. Begitu juga, dengan Hansamu di saat umpan dari Asnawi gawang yang sudah kosong gagal mencetak gol. Bahkan coach Shin Tae Yong mengungkapkan kekecewaanya setelah melawan Filpina karena finishing para pemain timnas yang begitu bapuk. “Saya ucapkan selamat ke pemain, soal pertandingan sangat tidak puas dan tak senang, mulai dari lawan Kamboja ada 3 peluang terbuang. Setiap pertandingan, saya peringatkan jangan buang peluang, tapi masih terjadi, karena itu saya kecewa.” Ujar Shin Tae Yong dalam konferensi pers.

Tidak Berjalannya Liga Selama 2 Bulan

Setelah tragedi Kanjuruhan, pemerintah memberhentikan liga sementara. Hal inilah yang membuat performa para pemain timnas menurun karena tidak adanya liga. Oleh karena itu, liga sangatlah penting untuk performa timnas, karena di saat tidak adanya liga, para pemain akan kehilangan atmosfer pertandingan, hilangnya sentuhan, dan fisikpun menurun. Maka dari itu, kita bisa lihat pada saat pertandingan pertama melawan Kamboja, timnas kesulitan padahal bertanding di SUGBK.

Setelah gagal membawa timnas juara di piala AFF kali ini, apakah Shin Tae Yong layak dipertahankan? Menurut saya masih layak, karena kita lihat perkembangan timnas kita di bawah asuhan Shin Tae Yong, kita bisa lolos Piala Asia senior setelah 15 tahun. Selain itu, kita bisa mengalahkan timnas Curacao yang berada diperingkat 80 FIFA. Saya yakin STY bisa membuat performa bagus di piala Asia karena menggunakan skuad terbaiknya seperti Sandy Walsh, Elkan Banggot, Shayne Pattynama dan Dimas Drajad.
Previous Post Next Post

Contact Form