Oleh
: Elvi Nauna Fadilah
Tak kenal maka tak sayang, begitulah
adagium yang masyhur diucapkan sebagian orang. Artinya, untuk sampai pada
perasaan sayang maka dibutuhkan pendekatan dan interaksi yang intens terlebih
dahulu. Perkembangan pemikiran dan teknologi yang semakin maju dan meluas di
zaman modern ini menuntut seorang muslim untuk mempunyai benteng agar tidak
terjatuh pada jurang penyimpangan dari jalur agama. Iman yang terkadang naik
turun, sering menjadikan manusia lalai akan kehidupan akhiratnya. Pada era yang
amburadul ini sudah seharunya kita sebagai umat muslim untuk selalu tetap
'bercengkrama' secara intens dengan sang pencipta.
''Ud'uni astajib lakum, berdoalah
kamu sekalian kepadaku niscaya aku akan kabulkan''. Doa sebagai senjata umat
islam yang paling ampuh dalam segala situasi dan kondisi. Sebagai manusia yang
diciptakan dengan segala kelemahan, maka mereka akan terus mengulang ulang
doanya agar dikabulkan. Karena sejatinya tuhan merupakan tempat berkeluh kesah
dan meminta bagi umat manusia. Maka agar doa doa tersebut dikabulkan perlu
adanya pendekatan kepada sang pencipta, salah satunya melalui tawasul.
Dalam bertawasul, nabi atau orang
orang shaleh bisa dijadikan sebagai wasilah (perantara), dengan catatan doa
tadi tetap ditujukan kepada Allah SWT. Prinsipnya, sesuatu yang bisa dijadikan
sebagai wasilah adalah sesuatu/seseorang itu diberikan oleh Allah kemulian dan
kedudukan. Ikhwal diterima dan dikabulkan
sebuah doa seorang hamba kadang dirasa lama, maka dari itu dengan tawasul ini
masyarakat percaya bahwa dengan mendekatkan diri kepada allah dengan wasilah
orang orang shaleh atau wali wali allah dapat menjadikan doa seseorang mudah
diijabah.
Dalam dunia islam, tawasul bukan
suatu produk yang baru. Metode mendekatkan diri pada Allah ini merupakan amalan
yang sudah sejak lama muncul di permukaan. Bahkan banyak ayat Al Qur'an dan
hadits yang menjelaskan serta menganjurkan agar manusia bertawasul. Karena
tawasul juga dapat menjadi perekat dan penghubung antara manusia dengan Tuhan.
Islam juga menganjurkan umatnya untuk bertawasul kepada Allah, yang mana
termaktub dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 35 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kalian kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri
kepada-Nya (wasilah) dan berjihadlah pada jalan-Nya supaya kalian mendapat
keberuntungan”.
Imam Taqiyyudin al-Subki dalam kitab Syifa
al-Saqaam, beliau mengatakan bahwa hukum dari tawasul dengan meminta
pertolongan serta syafaat rasulullah saw adalah boleh dan baik. Tawasul juga
merupakan suatu bagian dari syari'at islam, sehingga para ulama' pun juga
sepakat bahwa tawasul ini diperbolehkan. Hakekat tawasul sendiri adalah suatu
bentuk kerendahan hati atau ketawadlu'an seorang hamba dihadapan Allah SWT.
Oleh karena itu sangat dianjurkan bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri
kepada Allah melalui jalur tawasul.
Menurut para ulama ada macam macam
bentuk tawasul, yaitu :
1. Tawassul bi asmaillah, yaitu
bertawasul atas nama Allah. Tawasul bi asmaillah ini adalah tawasul yang paling
tinggi. Asmaul husna misalnya dapat menjadi sarana penerapan dari tawasul ini,
karena asmaul husna merupakant nama nama allah yang agung dan Maha Sempurna.
Berdoa menggunakan nama nama atau sifat
Allah dapat dilihat pada
ayat Qur’an berikut:
وَلِلَّهِ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ
فَٱدْعُوهُ بِهَا
“Hanya
milik Allah Asmā’
al-Husnā, maka bermohonlah
kepadaNyadengan menyebut Asmā’ al-Husnā” (Al-A’rāf:180)
2. Tawasul bi a’mal shalihat, yaitu
bertawasul dengan amal amal yang baik. dalam syariat islam bertawasul dengan
amal sholeh diperbolehkan. Tawasul bi a’mal shalihat ini dapat dipraktek kan
dengan perantara seperti puasa, sholat, sedekah, dzikir, membaca Al-Qur'an.
Dengan amal amal inilah dapat digunakan untuk mendekatkan dirikepada Allah.
3. Tawassul bis shalihin, yaitu
bertawasul dengan orang orang shaleh. Yang mana tawasul jenis ini dapat
dilakukan dengan berdoa menggunakan perantara atau wasilah orang orang shaleh.
Namun doanya tetap ditujukan hanya kepada Allah.
Seperti sholat misalnya, ini
merupakan praktek dari tawasul yang setiap hari dilakukan oleh umat muslim.
yang mana secara bahasa arti dari sholat adalah doa. jika Melihat rukun sholat,
yaitu pada bagian duduk tahiyat akhir, ini juga memiliki unsur tawasul karena
didalam tahiyat itu terdapat bacaan sholawat yaitu atas nama nama nabi.
Di zaman yang sudah serba sophisticated ini tentu banyak sekali
cara yang efektif bagi anak muda terutama untuk bertawasul atau mendekatkan
diri kepada Allah SWT seperti dengan bersholawat. Tak ayal sekarang sudah
banyak sekali majelis majelis yang turut memfasilitasi masyarakat khususnya umat
muslim untuk bersholawat bersama atas nama nabi dan orang orang shaleh. Dalam
sebuah Hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa bersholawat
kepadaku satu kali, maka Allah akan mengucapkan shalawat kepadanya sepuluh
kali, dihapuskan darinya sepuluh kesalahan, dan ia diangkat sepuluh derajat
untuknya." (HR. Nasai)
Adapun beberapa lafadz dari tawasul,
yaitu :
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَتَوَسَّلُ
إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: “Ya Allah, aku bertawasul
kepada-Mu melalui kemuliaan nabi-Mu, Nabi Muhammad SAW.”
يَا رَبِّ بِالمُصْطَفَى بَلِّغْ
مَقَاصِدَنَا وَاغْفِرْ لَنَا مَا مَضَى يَا وَاسِعَ الكَرَمِ
Artinya: “Tuhanku, berkat kemuliaan
kekasih pilihan-Mu Rasulullah, sampaikanlah hajat kami. Ampunilah dosa kami
yang telah lalu, wahai Tuhan Maha Pemurah.”
Tawasul diibaratkan seperti sinyal saat kita sedang
menelepon seseorang, dan nama nama yang disebut ketika membaca tawasul
diibaratkan wifi yang seakan dijadikan perantara. Jika sinyal wifi tersebut
kuat dan jangkauannya mudah maka hasil telephone akan lancar seperti layaknya
doa yang dipanjatkan, tersambungnya antara handpone, sinyal dan wifi ini adalah
ibarat sampainya doa kita kepada Allah SWT.