Oleh : Achmad Charis
Affandi
Seiring berkembangnya zaman yang melejit seolah-olah
barang-barang modern telah menghilangkan barang-barang yang lawas (salaf).
Dan itu pun mempengaruhi pandangan dari setiap insan, dan juga mempengaruhi
pola hidupnya. Hingga memberi pengaruh terhadap batin pula yang mana telah
menambah hijab dan penghalang untuk melangkah menuju tangga ke-makrifatan.
Masih adakah sufi? Menurut penulis sufi akan tetap ada
di setiap zamannya, sebab mereka ialah penjamin keamanan atas musibah yang
terjadi di dunia. Sebab para sufi merupakan kekasih Tuhan atau bisa disebut
wali Allah Swt. Apalagi yang telah sampai pada maqam wali qutub atau bisa
dianalogikan seperti presidennya para wali. Ada juga yang menjadi wali abdal
atau pengganti wali yang telah meninggal. Dan setiap kekasih atau wali itu, yang
mengangkat beliau menjadi wali ya wali itu sendiri.
Kenapa para sufi atau wali ada yang bersembunyi? Para
sufi atau wali ini ada yang mastur (tidak terkenal) ada pula yang masyhur,
namun yang mastur (tidak terkenal) banyak memberi pengaruh terhadap yang
masyhur. Yang masyhur banyak memberi manfaat pada yang awam. Memang yang
dapat mengetahui bahwa seseorang itu kekasih Allah Swt yah wali sendiri, namun
itu secara bathiniyah, sedang secara lahiriyah saja sudah ada karakteristiknya.
Seperti yang udah banyak disebutkan oleh para ulama dalam kitabnya, bahwa
ciri-ciri wali atau sufi atau kekasih Allah Swt itu yang pemurah dan tidak
pemarah.
Bila ada sufi atau wali yang bersembunyi atau tidak
melihat-lihatkan bahwa ia wali biasanya karena ia tidak mau terganggu oleh
manusia, ingin asyik saja kepada Allah Swt. Namun yang sudah masyhur itu malah
memiliki tugas untuk membimbing ummat. Para sufi atau wali tidak bisa ditentukan
oleh pakaiannya, kadang aja yang suka berpakaian yang compang camping seperti
orang gila namun kedudukan di sisi Tuhan tetap istimewa. Ada juga yang
berpenampilan memang yang agamis, berjubah dan berimamah atau lain sebagainya.
Dengan adanya demikian oleh karenanya kita tidak boleh
su’udzon terhadap apapun bentuk seseorang, karena kadang kala ada wali atau
sufi atau kekasih Allah Swt yang berpenampilan tidak menarik, takutnya lagi
apabila sampai melontarkan pertanyaan penghinaan kepada orang tersebut. Sebab
bisa jadi wali yang dihinakan tadi tidak marah, namun malah Allah Swt yang
tidak terima bila kekasihnya dihina. Untuk wali atau sufi yang sudah masyhur
atau sudah terkenal di kalangan umat itu enak, sebab karena mereka sudah
terkenal sehingga membuat kita bisa menjaga kata dan tata krama dihadapan
beliau.
Tokoh sufi sekaligus kekasih Allah Swt yang sudah
terkenal dan telah mendapat pengakuan dari banyak khalayak itu seperti tokoh
mursyid thoriqoh, ntah itu thoriqoh apapun asal yang muktabarah dan yang
sanadnya jelas hingga ke Rasulullah Saw. Salah satu contoh tokoh dari kekasih
Allah Swt yakni Maulana Habib Muhammad Lutfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya asal
dari Pekalongan, yang mana beliau telah menjadi pemimpin tokoh sufi se-dunia
terpilih secara aklamasi pada pengukuhan forum sufi dunia. Orang-orang
Pekalongan biasa menyebutnya Ndoro Kanjeng dalam artian yang sangat
dimuliakan. Beliau mempunyai guru yang juga wali yakni Syekh Abdul Malik, asal
Purwokerto. Dengan adanya keberadaan para kekasih Allah Swt, kita bisa menitipkan
bathin kita kepada mereka agar bisa tersambung kepada Allah Swt. Hal
demikianlah yang disebut dengan wushul (tersambung).