Farel Prayoga dan Ferdy Sambo Adalah Pertunjukan Elegan Ayat Tuhan


Oleh: Mochammad Faiz Nur Ilham

Farel Prayoga dan Ferdy Sambo adalah dua orang yang sedang menjadi buah bibir belakangan ini. Berita tentang keduanya dipantau hampir berbagai kalangan; tua, muda, pria, wanita, hampir dipastikan tahu informasi yang sedang hangat tentang keduanya, meskipun hanya sepintas.

Sama-sama berinisial “F”, namun latarbelakang keviralannya sungguh berbeda. Farel Prayoga viral berkat bakat menyanyinya saat tampil di hadapan presiden dan para pejabat negara selepas melaksanakan upacara kemerdekaan ke-77 di Istana negara Bogor. Suara indahnya mampu membius para penonton yang hadir dalam acara tersebut, hingga tak sedikit pejabat yang tersorot berjoget karena menikmati lagu yang dibawakan Farel. Bahkan, secara eksklusif, ia mendapat dukungan langsung dari presiden Jokowi untuk meneruskan karir menyanyinya.

Videonya saat menyanyi tersebar di sosial media, ditonton jutaan orang, sehingga membuatnya mendapat apresiasi banyak kalangan dan viral. Seusai acara tersebut, deretan undangan menyanyi, maupun undangan wawancara TV nasional berderet menjadi schedul hariannya.

Siapa menyangka di balik ketenarannya kini, ia merupakan seorang anak dari keluarga yang miskin. Saat kecil ia membantu orang tuanya menjadi pengamen jalanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu media pernah mendapati kondisi rumah Farel Prayoga yang amat memprihatinkan. Kini, ia dibanjiri jadwal acara yang menjadi aliran pundi-pundi kekayaannya, dan membuat strata sosialnya terangkat.

Berbeda dengan Farel Prayoga, yang grafik kehidupannya meningkat, Ferdy Sambo justru sebaliknya. Sebelum terjerat kasus pembunuhan, Ferdi Sambo merupakan pejabat dengan jabatan yang prestisius, yakni Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Negara. Dengan jabatan itu, ia menjadi orang terhormat, khususnya di sirkel kepolisian, dan disegani orang.

Sekarang, setelah terjerat kasus pembunuhan, ia dipecat dari jabatannya secara tidak hormat. Di sosial media, ia “digoreng” habis-habisan oleh netizen, meme-meme bernuansa cacian-hinaan menggambarkan kekesalan netizen yang mengikuti alur pemberitaannya.

Membaca dan mengikuti pemberitaan Farel dan Ferdy ini, mengingatkan saya pada surah Ali Imran [3]:26 yang sesungguhnya mewakili moralitas yang dibawa dua peristiwa viral tersebut. Allah berfirman:
قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلْمُلْكِ تُؤْتِى ٱلْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ ٱلْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ ﴿٢٦﴾
"Katakanlah (Muhammad), "Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah sebagai pemilik otoritas memberi kedudukan bagi siapapun. Allah juga memiliki kekuasan untuk memuliakan dan menghinakan siapapun yang dikehendaki-Nya.

Secara tinjauan penafsiran, ayat ini memiliki keragaman makna. Kata “al-Mulk” yang bermakna kedudukan, ditafsirkan sebagai: pertama, kerajaan atau kedudukan (Sulthan), di dunia maupun di akhirat. Kedudukan dalam makna ini, juga dapat bermakna kedudukan strata sosial. Artinya Allah memberi kedudukan kepada siapapun yang Allah kehendaki, maupun mengambilnya dari siapapun. Kedua, bermakna kenabian (al-Nubuwwah), karena ayat ini turun berkenaan dengan hasud orang Yahudi yang tidak terima dengan transisi kenabian dari Bani Israil ke kaum Arab (Nabi Muhammad). Oleh karena itu, ayat ini diturunkan untuk menjawab hasud mereka.

Kasus Ferdy Sambo dan Farel Prayoga sesungguhnya adalah pertunjukan moral yang mewakili bukti kebenaran ayat Allah di atas. Di mana, Farel Prayoga yang sebelumnya merupakan anak dengan strata kedudukan yang bisa dibilang rendah, kemudian diberi kedudukan dan dimuliakan oleh Allah sehingga menjadi artis viral baru yang dipuji-puji banyak kalangan. Ferdy Sambo, yang sebelumnya merupakan orang berkedudukan, orang terhormat, tak butuh waktu lama bagi Allah untuk mencabut kedudukan serta menjadikannya tidak terhormat.

Kasus ini memberikan kita pelajaran, betapapun tingginya kedudukan kita, betapapun terhormatnya kita di mata manusia, ingatlah bahwa Allah bisa kapan saja mencabut itu semua dari kita, sehingga membuat kita lebih bersyukur dan hati-hati ketika diberi amanah kedudukan, serta tidak “membusungkan dada” (sombong). Karena selalu ingat bahwa semua itu adalah pemberian dari Allah SWT yang kapan saja bisa diambil oleh-Nya. Allah pun berkuasa untuk menaikkan derajat siapapun, dan kapanpun. Agar seseorang tidak berhenti untuk berupaya dan berjuang menggapai impiannya. Wallahu A’lam
Previous Post Next Post

Contact Form